NPM : 220111080046
- Model kepercayaan kesehatan adalah salah satu konsep yang paling banyak digunakan untuk memahami perilaku kesehatan.Berkembang pada awal tahun 1950.Merupakan model konsep yang sukses digunakan lebih dari setengah abad dalam mempromosikan keselamatan dan prilaku kesehatan antara lain, penggunaan kondom, seat belt, pemenuhan panggilan kesehatan, screening kesehatan dll.
Model kepercayaan kesehatan didasarkan kepada pemahaman seseorang percaya memelihara kesehatannya dihubungkan dengan aktifitasnya, contohnya jika orang tersebut :
- menghindari perasaan mempunyai kondisi kesehatan yang lemah ( pada pasien - pasien HIV ).
- Mempunyai harapan positif dengan kesehatannya, jika melaksanakan apa yang di rekomendasikan petugas kesehatan.
- Percaya akan sukses dengan aktifitas yang di rekomendasikan oleh tim medis.
Menurut Rosenstock ( 1974 - 1977 ) bahwasannya model ini dekat dengan pendidikan kesehatan.
Konsep : Perilaku kesehatan merupakan fungsi dari pengetahuan dan sikap. Secara khusus bahwa persepsi seseorang tentang kerentanan dan kemujaraban pengobatan dapat mempengaruhi keputusan seseorang dalam prilaku kesehatannya.
Health believed model menurut Becker ( 1979 ) di tentukan oleh :
- Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan.
- Menganggap serius masalah.
- Yakin terhadap efektivitas pengobatan.
- Tidak mahal
- Menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan.
Kelemahan:
- Bersaing dengan kepercayaan dan sikap - sikap lain
- Pembentukan kepercayaan seiring dengan perubahan prilaku
MODEL KOMUNIKASI / PERSUASI ( McGuire 1964 )
Konsep : Komunikasi dapat mengubah sikap dan prilaku kesehatan secara langsung pada kausal yang sama. Input ( stimulus ) - output ( tanggapan terhadap stimulus ). Perubahan pengetahuan dan sikap merupakan pra kondisi dalam perubahan prilaku kesehatan.
Komponen health believed model
- Kerentanan yang dirasakan: Persepsi terhadap resiko dari suatu kondisi kesehatan.
- Kekerasan yang di rasakan : Keseriusan perhatiannya terhadap suatu penyakit.
- Manfaat yang dirasakan : Efektifitas tindakan dalam mengurangi ancaman penyakit.
- Variabel - variabel lain: Perbedaan demografi, sosiopsikologi, dan variabel struktural.
- HBM pertama kali berkembang pada tahun 1950 oleh seorang psykologi sosial Godfrey Hochbaum, Irwin Rosenstock, dan stephen kegels bekerja dipelayanan kesehatan umum. Program ini dikembangkan karena ada kegagalan dalam program pelayanan kesehatan untuk membebaskanpenyakit TB.
- TB screening program menyediakan layanan gratis dalam melakukan screening x-ray dengan menggunakan kendaraan.
- Ketika petugas melakukan pelayanan banyak orang - orang yang tidak mau keluar rumah, namun demikian petugas dengan cepat mempelajari bagaimana meminta orang - orang untuk mau keluar rumah.
- Petugas mempelajari bagaimana memotivasi orang- orang supaya keluar rumah dan mereka mengerti tentang resiko penyakit dan keuntungan dari pelayanan kesehatan gratis ini.Ini sebagai faktor penting untuk memotivasi mereka.
- Perceived Susceptability
- Perceived Severity
- Perceived Benefite
- Perceived Barriers
- Primary prevention ; contoh : program unt7uk mencegah kehamilan, mencegah penyakit menular melalui hubungan sex, promosi pengguanaan kondom mencegah HIV.
- secondary Prevention : deteksi dini membantu / mengenalipenyakit menular atau HIV dan menurunkan penyebaran penyakit dikarenakan hu bungan sex yang tidak aman.
1. Hubungan antara kepercayaan dengan prilaku tidak pernah selaras
2.Modifikasi kepercayaan sering gagal dan butuh alternatif pendekatan.
3.Berhubungan dengan kritik yang kedua yaitu faktor individu dan faktor lingkungan sisial harus menjadi target intervensi kesehatan.
4.Tidak adanya kuantifikasi terutama untuk skala ordinal
5.adanya victim-blamming.
Refensi :
- Universitas of South Florida Health Behavior Change : Theories and Model (www.med.usf.edu)
- American school health Association Behavioral Theories ( www.cast.ilstu.edu)
- Marvin Eisen, et.al.A Health Believed Model-Social Learning Theory Approach to Adolescent Fertility Control:finding froms a Controlled Field trial.Health education Quarterly vol.19,1992
No comments:
Post a Comment