Tuesday, November 11, 2008

HEALTH BELIEVE MODEL

Author : Luzni Novita
NPM : 220111080046


  • Model kepercayaan kesehatan adalah salah satu konsep yang paling banyak digunakan untuk memahami perilaku kesehatan.Berkembang pada awal tahun 1950.Merupakan model konsep yang sukses digunakan lebih dari setengah abad dalam mempromosikan keselamatan dan prilaku kesehatan antara lain, penggunaan kondom, seat belt, pemenuhan panggilan kesehatan, screening kesehatan dll.

Model kepercayaan kesehatan didasarkan kepada pemahaman seseorang percaya memelihara kesehatannya dihubungkan dengan aktifitasnya, contohnya jika orang tersebut :



  • menghindari perasaan mempunyai kondisi kesehatan yang lemah ( pada pasien - pasien HIV ).

  • Mempunyai harapan positif dengan kesehatannya, jika melaksanakan apa yang di rekomendasikan petugas kesehatan.

  • Percaya akan sukses dengan aktifitas yang di rekomendasikan oleh tim medis.

Menurut Rosenstock ( 1974 - 1977 ) bahwasannya model ini dekat dengan pendidikan kesehatan.


Konsep : Perilaku kesehatan merupakan fungsi dari pengetahuan dan sikap. Secara khusus bahwa persepsi seseorang tentang kerentanan dan kemujaraban pengobatan dapat mempengaruhi keputusan seseorang dalam prilaku kesehatannya.


Health believed model menurut Becker ( 1979 ) di tentukan oleh :



  • Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan.

  • Menganggap serius masalah.

  • Yakin terhadap efektivitas pengobatan.

  • Tidak mahal

  • Menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan.

Kelemahan:



  1. Bersaing dengan kepercayaan dan sikap - sikap lain

  2. Pembentukan kepercayaan seiring dengan perubahan prilaku

MODEL KOMUNIKASI / PERSUASI ( McGuire 1964 )


Konsep : Komunikasi dapat mengubah sikap dan prilaku kesehatan secara langsung pada kausal yang sama. Input ( stimulus ) - output ( tanggapan terhadap stimulus ). Perubahan pengetahuan dan sikap merupakan pra kondisi dalam perubahan prilaku kesehatan.


Komponen health believed model



  1. Kerentanan yang dirasakan: Persepsi terhadap resiko dari suatu kondisi kesehatan.

  2. Kekerasan yang di rasakan : Keseriusan perhatiannya terhadap suatu penyakit.

  3. Manfaat yang dirasakan : Efektifitas tindakan dalam mengurangi ancaman penyakit.
  4. Variabel - variabel lain: Perbedaan demografi, sosiopsikologi, dan variabel struktural.
BAGAIMANA HBM BERKEMBANG
  • HBM pertama kali berkembang pada tahun 1950 oleh seorang psykologi sosial Godfrey Hochbaum, Irwin Rosenstock, dan stephen kegels bekerja dipelayanan kesehatan umum. Program ini dikembangkan karena ada kegagalan dalam program pelayanan kesehatan untuk membebaskanpenyakit TB.
  • TB screening program menyediakan layanan gratis dalam melakukan screening x-ray dengan menggunakan kendaraan.
  • Ketika petugas melakukan pelayanan banyak orang - orang yang tidak mau keluar rumah, namun demikian petugas dengan cepat mempelajari bagaimana meminta orang - orang untuk mau keluar rumah.
  • Petugas mempelajari bagaimana memotivasi orang- orang supaya keluar rumah dan mereka mengerti tentang resiko penyakit dan keuntungan dari pelayanan kesehatan gratis ini.Ini sebagai faktor penting untuk memotivasi mereka.
EMPAT KONSEP KUNCI YANG DILAKUKAN PERTAMA - TAMA
  1. Perceived Susceptability
  2. Perceived Severity
  3. Perceived Benefite
  4. Perceived Barriers
HBM dan penyuluhan sex sehat
  1. Primary prevention ; contoh : program unt7uk mencegah kehamilan, mencegah penyakit menular melalui hubungan sex, promosi pengguanaan kondom mencegah HIV.
  2. secondary Prevention : deteksi dini membantu / mengenalipenyakit menular atau HIV dan menurunkan penyebaran penyakit dikarenakan hu bungan sex yang tidak aman.
KRITIK TERHADAP HBM
1. Hubungan antara kepercayaan dengan prilaku tidak pernah selaras
2.Modifikasi kepercayaan sering gagal dan butuh alternatif pendekatan.
3.Berhubungan dengan kritik yang kedua yaitu faktor individu dan faktor lingkungan sisial harus menjadi target intervensi kesehatan.
4.Tidak adanya kuantifikasi terutama untuk skala ordinal
5.adanya victim-blamming.


Refensi :
  • Universitas of South Florida Health Behavior Change : Theories and Model (www.med.usf.edu)
  • American school health Association Behavioral Theories ( www.cast.ilstu.edu)
  • Marvin Eisen, et.al.A Health Believed Model-Social Learning Theory Approach to Adolescent Fertility Control:finding froms a Controlled Field trial.Health education Quarterly vol.19,1992



Sunday, November 09, 2008

Proses oksigen (O2) dari atmosfer sampai dengan masuk ke dalam sel

Author : Luzni Novita
NPM : 220111080046

Sel tubuh, paru-paru dan sel darah terlibat dalam pengiriman oksigen sampai dengan sel. Oksigen dibawa oleh darah dalam bentuk oxyhemoglobin,yang terbentuk saat pernafasan dimana oksigen terikat dengan komponen heme yaitu protein dari hemoglobin dari sel darah merah [erythrocyte].O2 yang terikat dengan Fe2++ dalam heme,selanjutnya masuk ke dalam sel dan digunakan untuk aerobic glycolysis untuk memproduksi ATP melalu proses oxidative phosfoliration.Selama proses tersebut,electron-elektron ditransfer dari electron donor,ke electron acceptor,seperti oksigen dalam reaksi redox [oksidasi dan reduksi].

Udara di hirup melalui hidung -à masuk ke paru-paru lewat trachea -àudara disebarkan ke seluruh paru-paru -àudara yang mengandung O2 diserap oleh darah, setelah melewati membrane tipis di paru-paru -à O2 dibawa ke jantung lewat arteri dan cabangnya ke organ lain dan jaringan tissue -àpada saat darah kandungannya tidak ada O2, dia akan membawa carbonic acid yang diproduksi saat oxidasi dan pembakaran sisa, kemudian dibawa lagi ke paru-paru (termasuk zat yang bersifat poison), dan dikeluarkan lewat exhaled breath. (Philosophy and practice based on the unity of disease and cure book, by Henry Lindlahr.)

a.Ventilasi paru
Yaitu proses masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya. Ventilasi dapat terselenggara kalau arus udara ke dan dari alveoli melalui saluran napas, lancar. Arus udara ini kecuali ditentukan oleh isi paru, juga ditentukan tekanan yang menimbulkan aliran, dan tahanan saluran napas. Tekanan yang menimbulkan aliran ada dua macam, yaitu tekanan oleh kontraksi otot pernapasan dan tekanan daya lenting jaringan paru. Kedua tekanan tadi dilawan oleh tahanan saluran nafas. Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :
1) Tekanan udara atmosfer
2) Jalan nafas(harus bersih dari segala sumbatan)
3) Compliance dan recoilCompliance paru-paru merupakan indikasi kemampuan perluasan paru-paru, bagaimana paru-paru dengan mudahnya mengembang dan mengempis. Semakin rendah compliance, semakin besar gaya yang dibutuhkan untuk mengisi dan mnegosongkan paru-paru. Semakin besar compliance, semakin mudah bagi paru-paru, semakin mudah paru-paru untuk mengisi dan mengosongkan paru-paru. Adapun Faktor yang mempengaruhi :
a). Struktur jaringan penghubung dari paru-paru. Kehilangan jaringan penghubung menghasilkan kerusakan alveolar, seperti pada emfisema, yang meningkatkan compliance
b). Produksi surfaktan, pada saat ekshalasi, alveoli yang kolaps karena produksi surfaktan yang tidak mencukupi, seperti pada respiratory distress syndrome, mengurangi compliance paru-paru
c). Mobilitas rongga toraks, arthritis atau kelainan skelet lainnyamempengaruhi artikulasi rusuk atau kolom spinal juga mengurangi compliance.

4) Kontrol pusat pernafasan
Pusat respirasi merupakan sekelompok neuron yang tersebar luas dan terletak bilateral di dalam substansia retikularis medula oblongata dan pons. Pusat respirasi dibagi menjadi DRG (Dorsal Respiratory Group) yang berfungsi pada seluruh proses respirasi normal, dan VRG (Ventral Respiratory Group) yang berfungsi saat bernapas dengan kuat, yaitu saat inhalasi maksimal dan ekshalasi aktif.


b. DifusiYaitu berpindahnya partikel-partikel gas dari alveoli ke dalam sel darah merah(O2) atau dari dalam sel darah merah ke alveoli (CO2). Dan juga dari dalam sel darah merah ke dalam sel-sel jaringan (O2) dan dari dalam sel jaringan ke dalam sel darah merah (CO2). Di dalam tubuh, kecepatan difusi bergantung kespada beberapa hal, di antaranya ialah :

1) Selisih tekanan bagian masing-masing gas yang berdifusi diantara kompartemen-kompartemen.
Gas berdifusi dari tempat yang tekanan bagiannya tinggi, ke tempat yang tekanan bagiannya rendah. Untuk oksigen, dari alveoli ke darah dan kemudian ke sel jaringan. Tekanan bagian oksigen di jaringan selalu rendah karena oksigen yang sampai ke jaringan dipakai untuk pembakaran. Dalam proses pembakaran di dalam sel, karbondioksida selalu terbentuk sehingga tekanan bagian CO2 di dalam sel tinggi, dan ini dikeluarkan dengan proses difusi. Jadi CO2 berdifusi dari sel jaringan ke darah, kemudian ke alveoli.

2) Jarak yang harus ditempuh oleh partikel yang berdifusi.
3) Sifat membran dan daya larut partikel yang akan berdifusi di dalam membrane.
4) Luas permukaan difusi.
Butir (2), (3), dan (4) menentukan juga kapasitas difusi. Untuk memeriksa kapasitas difusi, biasanya perlu diperiksa konsumsi oksigen, curah CO2, RQ (Respiratory Quotient) serta kapasitas difusi sendiri dengan menggunakan gas O2 dan gas CO2. (sumber : Uji faal Paru oleh dr. V. Sutarmo Setiadji, dr.Busjra M. Nur, dr. B. Gunawan, Fakultas Kedokteran Indonesia).


c. Transportasi Gas
Yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler. Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel.Larutan plasma dengan CO2 berikatan dengan Hb [30%] membentuk carbaminohemoglobin.Larutan dalam plasma berikatan dengan H2O sebagai HCO3 [65%].

Faktor-faktor yang mempengaruhi:
a. Curah jantung (cardiac Output / CO)b. Kondisi pembuluh darahc. Erytrocyte[Hb]d. Latihan (exercise)

ENERGY

Author : Luzni Novita
NPM : 220111080046


Maksud energi adalah kemampuan untuk melakukan atau menghasilkan perubahan suatu zat atau bahan yang diperlukan untuk respirasi, metabolisme sel, sirkulasi, aktifitas kelenjar dan juga mempertahankan suhu tubuh.

Dalam fisika dan ilmu lain, energi berasal dari Yunani - energeia,dan energos yang berarti aktif, bekerja. Atau bisa dikatakan energy adalah kuantitas skalar fisik, atribut obyek dan sistem yang dilindungi di alam, dan di dalam buku fisika energi sering didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan pekerjaan. ( http://en.wikipedia.org).

Siklus Pembentukan Energi
Karbohidrat glukosa merupakan karbohidrat terpenting dalam kaitannya dengan penyediaan energi di dalam tubuh. Hal ini disebabkan karena semua jenis karbohidrat baik monosakarida, disakarida maupun polisakarida yang dikonsumsi oleh manusia akan terkonversi menjadi glukosa di dalam hati. Di dalam tubuh, glukosa tidak hanya dapat tersimpan dalam bentuk glikogen di dalam otot dan hati, namun juga dapat tersimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah, glukosa kemudian akan digunakan untuk mensintesis, molekul ATP (adenosine triphosphate) yang merupakan molukel molekul dasar penghasil energi di dalam tubuh. Dalam konsumsi keseharian, glukosa akan menyediakan hampir 50—75% dari total kebutuhan energy tubuh.




Untuk dapat menghasilkan energi, proses metabolisme glukosa akan berlangsung melalui 2 mekanisme utama yaitu :

-Proses anaerobic
Glukosa dalam aliran darah diffuses ke cytoplasm dan terkunci oleh phosphorylation. Sebuah molekul glukosa ini kemudian diubah untuk fructose dan phosphorylated lagi untuk fructose diphosphate. Langkah ini sebenarnya memerlukan energi, dalam bentuk dua ATPs per glucose. Fructose yang kemudian menghasilkan dua glyceraldehyde Fosfat (GPs). Pada langkah berikutnya, energi ini akhirnya dikeluarkan, dalam dua bentuk, 2 ATPs dan 2 NADHs, sebagai GPs yang telah dioxidasi menjadi phosphoglycerates. Salah satu enzim kunci dalam proses ini adalah glyceraldehyde fosfat dehydrogenase (GPDH), sebuah atom hidrogen dari GP untuk NAD untuk menghasilkan NADH.


-Proses aerobic
Proses ini akan berjalan menggunakan enzim sebagai katalis di dalam mitochondria dengan kehadiran oksigen (O2). Pyruvate adalah molekul untuk memulai oxidative phosphorylation melalui Krebb atau citric acid siklus. Dalam proses ini, semua dari C-C dan C-H pyruvate yang akan ditransfer ke oksigen. Berikut gambar di bawah ini.:




Metabolisme glukosa

a. Proses Glikolisis
Proses ini berlangsung dengan mengunakan bantuan 10 jenis enzim yang berfungsi sebagai katalis di dalam sitoplasma (cytoplasm) yang terdapat pada sel eukaryotik (eukaryotic cells). Inti dari keseluruhan proses Glikolisis adalah untuk mengkonversi glukosa menjadi produk akhir berupa piruvat. Selain akan menghasilkan produk akhir berupa molekul piruvat, proses glikolisis ini juga akan menghasilkan molekul ATP serta molekul NADH (1 NADH3 ATP). Melalui proses glikolisis ini 4 buah molekul ATP & 2 buah molekul NADH (6 ATP) akan dihasilkan serta pada awal tahapan prosesnya akan mengkonsumsi 2 buah molekul ATP sehingga total 8 buah ATP akan dapat terbentuk.


b.Respirasi selular
Akan berlangsung pada kondisi aerobik dengan mengunakan bantuan oksigen Bila oksigen tidak tersedia maka molekul piruvat hasil proses glikolisis akan terkonversi menjadi asam laktat. Dalam kondisi aerobik, piruvat hasil proses glikolisis akan teroksidasi menjadi produk akhir berupa H O dan CO di dalam tahapan proses yang dinamakan respirasi selular (Cellular respiration).
Proses respirasi selular ini terbagi menjadi 3 tahap utama yaitu :

1) Produksi acetyl-CoA / Proses Konversi Pyruvate
Sebelum memasuki Siklus Asam Sitrat (Citric Acid Cycle) molekul piruvat akan teroksidasi terlebih dahulu di dalam mitokondria menjadi Acetyl-Coa dan CO . Proses ini berjalan dengan bantuan multi enzim pyruvate dehydrogenase complex (PDC) melalui 5 urutan reaksi yang melibatkan 3 jenis enzim serta 5 jenis coenzim. 3 jenis enzim yang terlibat dalam reaksi ini adalah enzim Pyruvate Dehydrogenase (E1), dihydrolipoyl transacetylase (E2) & dihydrolipoyl dehydrogenase (E3), sedangkan coenzim yang telibat dalam reaksi ini adalah TPP, NAD+, FAD, CoA & Lipoate.

2) Proses oksidasi Acetyl-CoA (Citric-Acid Cycle)
Molekul Acetyl CoA yang merupakan produk akhir dari proses konversi Pyruvate kemudian akan masuk kedalam Siklus Asam Sitrat. Secara sederhana persamaan reaksi untuk 1 Siklus Asam Sitrat (Citric Acid Cycle) dapat dituliskan :

Acetyl-CoA + oxaloacetate + 3 NAD + GDP + Pi +FAD --> oxaloacetate + 2 CO + FADH + 3 NADH + 3 H + GTP

Siklus ini merupakan tahap akhir dari proses metabolisme energi glukosa. Proses konversi yang terjadi pada siklus asam sitrat berlangsung secara aerobik di dalam mitokondria dengan bantuan 8 jenis enzim. Inti dari proses yang terjadi pada siklus ini adalah untuk mengubah 2 atom karbon yang terikat didalam molekul Acetyl-CoA menjadi 2 molekul karbon dioksida (CO ), membebaskan koenzim A serta memindahkan energi yang dihasilkan pada siklus ini ke dalam senyawa NADH, FADH dan GTP.

3) Proses /Rantai Transpor ElektronProses konversi molekul FADH dan NADH yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat citric acid cycle) menjadi energi dikenal sebagai proses fosforilasi oksidatif (oxidative phosphorylation) atau juga Rantai Transpor Elektron (electron transport chain). Di dalam proses ini, elektron-elektron yang terkandung didalam molekul NADH & FADH ini akan dipindahkan ke dalam aseptor utama yaitu oksigen (O ). Pada akhir tahapan proses ini, elektron yang terdapat di dalam molekul NADH akan mampu untuk menghasilkan 3 buah molekul ATP sedangkan elektron yang terdapat dalam molekul FADH akan menghasilkan 2 buah molekul ATP.



Secara keseluruhan proses metabolisme Glukosa akan menghasilkan produk samping berupa karbon dioksida (CO ) dan air (H O). Karbon dioksida dihasilkan dari siklus sam Sitrat sedangkan air (H O) dihasilkan dari proses rantai transport elektron. Melalui proses metabolisme, energi kemudian akan dihasilkan dalam bentuk ATP dan kalor panas. Terbentuknya ATP dan kalor panas inilah yang merupakan inti dari proses metabolisme energi. Melalui proses Glikolisis, Siklus Asam Sitrat dan proses Rantai Transpor Elektron, sel-sel yang tedapat di dalam tubuh akan mampu untuk mengunakan dan menyimpan energi yang dikandung dalam bahan makanan sebagai energi ATP. Secara umum proses metabolisme secara aerobic akan mampu untuk menghasilkan energi yang lebih besar dibandingkan dengan proses secara anaerobik. Dalam proses metabolisme secara aerobik, ATP akan terbentuk sebanyak 36 buah sedangkan proses anaerobik hanya akan menghasilkan 2 buah ATP. Ikatan yang terdapat dalam molekul ATP ini akan mampu untuk menghasilkan energi sebesar 7.3 kilokalor per molnya.